Sabtu, 25 Maret 2017

Makalah Islam sebagai agama dan peradaban





DAFTAR ISI


Daftar Isi....................................................................................................................................i
Kata pengantar.........................................................................................................................ii
BAB I : Pendahuluan
A.    Latar belakang...........................................................................................................1
B.     Rumusan masalah......................................................................................................1
C.     Tujuan........................................................................................................................1
BAB II : Pembahasan                            
A.    Islam sebagai agama.................................................................................................2
B.  Islam sebagai peradaban...........................................................................................5
BAB III : Penutup KESIMPULAN........................................................................................................................9
DAFTAR ISI..........................................................................................................................10














i
KATA PENGANTAR

Pertama-tama marilah kita panjatkan puja dan puji syukur kita kehadirat Allah swt, karena berkat limpahan rahmat dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah yang bertemakan tentang “Islam sebagai agama dan peradaban” ini dengan baik dan lancar tanpa kekurangan satu apapun.
Makalah ini dibuat dalam  rangka untuk menyelesaikan tugas pembuatan makalah pada mata kuliah studi Islam. Kami juga menyadari bahwasannya makalah ini masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu kami selalu terbuka untuk menerima kritik dan saran dari para pembaca semuanya demi penyempurnaan dan perbaikan makalah ini ke depannya.











Jakarta,       2016



PEMAKALAH







ii

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang

Nabi Muhammad SAW yang merupakan seorang revolusioner akhlak bangsa Arab yang penuh dengan kekacauan menuju kepada keteraturan melalui ajaran yang dibawa yaitu agama Islam, sesuai dengan ungkapannya bahwa nabi Muhammad diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia, secara kontekstual tidak hanya pada masa hidupnya, melainkan ajaran yang dibawanya merupakan sebuah sarana untuk menyempurnakan nilai akhlak hingga saat ini yaitu dengan ajaran agama Islam.
  Melihat urgensi peranan agama Islam tersebut dalam korelasinya dengan aneka permasalahan yang telah diuraikan, maka terkait dengan nilai Islam di dalam kehidupan serta berkaitan dengan materi mata kuliah Studi Islam dalam pembahasan Islam sebagai agama peradaban.

1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana Islam sebagai agama ?
2. Bagaimana Islam sebagai peradaban ?

1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui Islam sebagai agama.
2. Untuk mengetahui Islam sebagai peradaban.










1

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Islam Sebagai Agama

   1. Makna Islam sebagai agama
Islam berasal dari bahasa Arab, Islam yang artinya tunduk, taat, dan patuh kepada perintah Allah SWT, salima yang artinya selamat dan sejahtera, dan dari kata silm yang berarti kedamaian, kepatuhan, dan penyerahan diri.[1] Di dalam kamus bahasa indonesia Islam adalah agama yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad yang ajarannya berdasarkan pada Al-quran dan Hadis.
Menurut Khurshid Ahmad dalam bukunya Prinsip-prinsip Pokok Islam, memberikan definisi bahwa islam adalah penyerahan diri dan kepatuhan secara total kepada Allah, sehingga akan memperoleh kedamaian sejati, baik kedamaian jasmani maupun rohani.[2]
Menurut Muhammad dalam bukunya Al-Islam: Pendidikan Agama Islam (PAI) untuk Perguruan Tinggi Umum, mendefinisikan bahwa Islam adalah agama yang diturunkan Allah kepada manusia melalui rasul-rasul-Nya, berisi hukum-hukum yang mengatur hubungan segitiga antara manusia dengan Allah, hubungan manusia dengan sesama manusia, dan hubungan manusia dengan alam semesta.[3]
 Menurut Muhaimin dalam bukunya Kawasan dan Wawasan Studi Islam, memberikan definisi bahwa Islam adalah penyerahan diri kepada Tuhan, mengajak kepada perdamaian dan keamanan dengan Tuhan, manusia, dirinya sendiri, dan alam, serta bersih dan selamat dari kecacatan, sehingga akan memperoleh kenikmatan dunia dan akhirat.[4]
Muhammad Ali menyatakan bahwa Islam sebagai agama merupakan bentuk agama yang mengajak kepada perdamaian dan kerukunan atau persatuan.[5]

2
Menurut Hasbi Ash-Shiddieqy menyatakan bahwa Islam sebagai agama adalah suatu kumpulan peraturan yang ditetapkan Allah untuk menuntun para umatnya memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat.[6]



Nilai-nilai kemanusiaan yang diusung agama Islam
Islam memiliki dua sumber hukum yang dijadikan sebagai pedoman hidup, yaitu Al-quran dan
hadis. Dengan berpedoman kepada kedua sumber tersebut islam akan melahirkan nilai-nilai
kemanusiaan yang bersifat universal, antara lain sebagai berikut:
a.    Hak Hidup
Islam sangat menjunjung tinggi hak hidup bagi manusia dan menjaganya dengan pendidikan, bimbingan, keputusan-keputusan hukum dan dengan berbagai penegasan fikriyah, kejiwaan dan sosial. Islam memandang hidup merupakan sebuah karunia dari Allah di mana seseorang tidak boleh mengambil atau merampasnya dari orang lain. 
b.    Hak Beragama
Islam mengakui bahwa setiap orang memiliki kebebasan untuk memeluk agama yang dipercayainya, temasuk mengamalkannya. Islam juga memberikan perlindungan terhadap non-Muslim yang ketentuan perlakuan terhadap mereka dijamin dalam hukum islam. Dalam Alquran ditegaskan:

Artinya: “Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); Sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. karena itu Barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, Maka Sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang Amat kuat yang tidak akan putus. dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.”(QS. Albaqarah : 256)
3
c.    Hak Berpendapat
Agama islam sangat menghormati akal dan pikiran manusia, meletakkan akal pada tempat yang terhormat, dan menyuruh manusia mempergunakan akalnya untuk memikirkan keadaan alam. Dengan akal tersebut islam memberikan hak untuk berpikir dan kebebasan mengeluarkan pendapat.
Dalam Alquran banyak ayat-ayat yang menyuruh umat manusia supaya menggunakan akal dan pikiran untuk mempelajari ciptaan ilahi, menyelidiki rahasia-rahasia alam dan memanfaatkannya untuk kesejahteraan hidup manusia. Di antaranya firman Allah:

Artinya: “Maka Apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana Dia diciptakan, dan langit, bagaimana ia ditinggikan, dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan dan bumi bagaimana ia dihamparkan”.(QS. Al-Ghasyiyah : 17-20)




4
Dalil Alquran tentang Islam sebagai agama


Artinya :  “Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan. pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu Jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa, karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”(QS. Al Maidah : 3)

Peran Islam di dalam Kehidupan
Agama merupakan sumber sistem nilai dan merupakan petunjuk, pedoman, dan pendorong atau motivasi bagi manusia untuk memecahkan segala bentuk permasalahan dalam setiap aspek kehidupan, dalam kata lain agama menjadi solusi dalam setiap permasalahan manusia sehingga agama dapat terbentuk ke dalam setiap pola hidup, tujuan hidup, dan perilaku atau tingkah laku manusia yang dilakukan manusia karena menginginkan serta mengharapkan keridhaan dari Tuhan yang diyakini dapat memberikan kesejahteraan dan kebahagiaan yang diharapkan .

B. ISLAM SEBAGAI PERADABAN
Peradaban dalam bahasa Arab juga disebut dengan “al-hadārah” atau “al-madaniyyah”. Akar kata al-hadārah adalah al-hadar, al-hadrah, al-hādirah yang berarti kota. Sedangkan al-madaniyyah itu berakar dari kata “al-madīnah” yang  juga berarti kota.
Dalam bahasa Inggris, kata peradaban identik dengan istilah civilization. Ada juga yang berpendapat bahwa kata civilization berasal dari kata “city” yang berarti kota. Sebagian lainnya berpandangan bahwa istilah tersebut adalah serapan dari bahasa Yunani dari kata civitas yang juga berarti kota.
 Ada pula yang berpendapat kata zivilization pertama kali muncul dari bahasa Prancis pada tahun 1734 terbentuk dari kata civilise yang berarti bersifat perkotaan.
Seiring berkembangnya ilmu antropologi dewasa ini,kedua istilah diatas,yaitu  kebudayaan dan peradaban dibedakan.Kebudayaan adalah sebuah bentuk ungkapan mengenai semangat mendalam komunitas masyarakat.Sedangkan peradaban terkait dengan manifestasi-
5
manifestasi kemajuan mekanis dan teknologis dalam masyarakat.Jika kebudayaan terefleksi
dalam agama,moral dan seni serta sastra,maka peradaban banyak direfleksikan dalam politik,ekonomi dan teknologi.[7]
Menurut Ibn Khaldun sebagaimana dikutip oleh Nasr Muhammad ‘arif dalam mendefinisikan peradaban secara etimologis sebagai al-Hadarah yang sama artinya dengan civilization mengenai perkembangan sebuah Negara dan masa pemerintahannya.
Selain pemaknaan di atas, dalam perspektif yang berbeda, A.A.A. Fyze menjelaskan bahwa civilization berasal dari kata civies atau civil, yang mempunyai arti menjadi kewarganegaraan yang maju. Sehingga dalam hal ini, peradaban mempunyai dua makna, yaitu: proses menjadi beradab, dan suatu bentuk (tingkat) masyarakat yang sudah maju yang ditandai dengan gejala kemajuan di bidang sosial-politik, seni-budaya, dan teknologi .[8]
Tinjauan etimologis dari beberapa bahasa tersebut mengerucut pada makna yang sama yaitu “kota”. Hal ini menunjukkkan bahwa kota adalah pusat peradaban. Segala bentuk peradaban manusia umumnya lahir dan berkembang di tengah masyarakat perkotaan. Sebagaimana ditegaskan oleh Ibn Khouldun dalam karya monumentalnya berjudul al-Muqaddimah bahwa suatu peradaban terbangun dari berbagai kreasi, olah pikir, tradisi, hukum, politik, kegiatan ekonomi, gaya hidup, ilmu pengetahuan, seni dan interaksi sosial yang terjadi dalam masyarakat perkotaan dalam memenuhi kebutuhan hidup mereka dan mencapai cita-cita sosial mereka.
al-Tuwayjiriy berpendapat bahwa peradaban Islam adalah peradaban yang dihasilkan dari akulturasi berbagai kebudayaan masyarakat pemeluknya yang dipersatukan dalam keimanan dan kepatuhan dalam ajaran Islam. 
  Berdasarkan definisi di atas, al-Tuwayjiri lantas membagi peradaban Islam dalam dua aspek, yaitu:
      1, Hadārah at-khalq wa at-ibdā’ (peradaban yang tercipta dan orisinal), yaitu peradaban yang murni bersumber dari ajaran Islam,
       2. Hadārah at-Ba’th wa at-Ihyā’ (peradaban kebangkitan dan pengembangan), yaitu peradaban yang dihasilkan dari kreasi, pemikiran, dan penemuan umat Islam sebagai bentuk pengembangan dan kemajuan. 
6
      Selain itu, menurut Durrant sebagaimana dikutip oleh Al-Tuwayjiriy, peradaban meliputi empat bagian pokok, yaitu sumber-sumber ekonomi, tatanan politik, tradisi moral dan khazanah ilmu dan seni.    Sedikit berbeda dengan al-Tuwayjiri, menurut Syalabi sebagaimana dikutip oleh Ajid Tahir, ia lebih cenderung membagi peradaban Islam dalam tiga aspek,yaitu: 
       1. Hadārah at-duwal wa at-tarih (peradaban Negara dan sejarah), yaitu pola peradaban yang mengembangkan bangunan suatu kenegaraan dan pemerintahan.
      2. Hadārah at-tajribiyyah wa at-muktasabah (peradaban eksperimentasi dan adopsi), yaitu pola pengadopsian berbagai peradaban luar Islam, yang telah ada sebelum Islam lahir, seperti dalam bidang filsafat, kedokteran, ilmu pasti, dan lain-lain.
      3. Hadārah at-Islamiyah al-Ashliyyah, yaitu peradaban yang bersumber dan dibawa oleh kewahyuan Islam sendiri. Peradaban orisinal ini, menurut Syalabi, meliputi aspek-aspek penting, diantaranya keimanan (akidah dan akhlak), politik (siyasah), ekonomi (iqtisad), kehidupan sosial (al-hayat al-ijtima’iyah), dan hubungan antarbangsa.[9]

B.     Prinsip dan Karakteristik islam dan peradaban dunia

  Keunggulan peradaban Islam tersebut sangat terkait dengan prinsip-prinsip dan beberapa karakter yang mendasarinya. Diantara prinsip-prinsip dan karakteristik tersebut adalah :
  1. Prinsip utama yang juga menjadi inti dari peradaban Islam adalah Tauhid, yaitu pengakuan bahwa tiada Tuhan selain Alloh SWT yang Maha Esa, Maha Pencipta, dan pusat dari seluruh kehidupan.[10]
  2. Peradaban Islam bersifat humanis dan kosmopolitan. Humanis dalam arti Islam sangat menjaga hak-hak dan nilai-nilai kemanusiaan. Kosmopolitan berarti Islam sangat menghargai perbedaan dan keragaman manusia dan masyarakatnya. Kosmopolitanisme tersebut, menurut Abdurrahman Wahid, termanifestasikan dalam beberapa ajaran utama, seperti dihapuskannya batasan etnis, kuatnya pluralitas budaya, heterogenitas politik, dan lain-lain. Prinsip kosmopolitanisme itulah yang diakui oleh  sejarawan besar, Arnold J. Toynbee, sebagaimana dikutip oleh Abdurrahman Wahid, menjadi salah satu faktor utama yang mengangkat peradaban Islam ke tingkat yang sangat tinggi.[11] Peradaban Islam sangat menjunjung tinggi prinsip moral (akhlaq). Dalam sistem dan interaksi sosial, dalam hukum dan perundang-undangan, pendidikan dan ilmu pengetahuan, dan lain-lain, moralitas selalu menjadi salah satu pondasi utama. Tidak ada suatu sistem budaya yang lebih tinggi perhatiannya terhadap moralitas dari pada peradaban Islam. Karena, sebagaimana ditegaskan dalam hadis Nabi Muhammad SAW, bahwa Islam lahir untuk tujuan memperbaiki moralitas manusia. Uniknya lagi, etika dan nilai-nilai moralitas yang diajarkan dan diteladankan oleh Nabi SAW hingga sekarang secara umum tetap diterapkan tanpa ada perubahan secara signifikan
7
  1. Peradaban Islam sangat mengedepankan pengembangan ilmu pengetahuan. Dalam sejarah tercatat bahwa peradaban Islam mencapai golden age ketika berhasil mengembangkan sains dan ilmu pengetahuan jauh lebih tinggi daripada peradaban-peradaban lain. Sepanjang abad ke-8 hingga abad ke-13, muncul banyak ilmuwan besar Muslim dengan karya dan penemuan monumentalnya dalam berbagai bidang. Sejarah mencatat nama-nama ilmuwan besar Muslim yang memiliki peran besar dalam penemuan dan pengembangan ilmu  pengetahuan, diantaranya dalam bidang Astronomi, terdapat ilmuwan besar seperti al-Biruni, al-Battani, al-Fazari dan Abu Ma’shar; dalam bidang matematika terdapat al-Khawarizmi,  Omar Khayyam, dan al-Zarqali; dalam bidang kedokteran muncul al-Kindi, al-Razi, dan Ibn Sina; dalam bidang Kimia, lahir Jabir ibn Hayyan dan al-Razi; dalam bidang Geografi terdapat al-Idrisi dan al-Muqaddasi, dan lain-lain.  Bahkan dari pencapaian peradaban Islam dalam bidang ilmu pengetahuan itulah peradaban Barat banyak mengambil inspirasi dalam mengobarkan gerakan reformasi keagamaan di Eropa yang memuncak menjadi gerakan renaissance.
  2. Salah satu karakteristik unik dari peradaban Islam adalah sifat adaptif dan terbuka dalam menyerap dan mengadopsi unsur-unsur peradaban besar dunia, seperti: Yunani, Persia, India, dan China. Peradaban serapan itu kemudian dikembangkan secara kreatif dan inovatif dengan menonjolkan unsur-unsur Islam. Proses penyerapan dan adopsi ini bersifat alamiah mengingat peradaban-peradaban besar dunia tersebut telah hidup selama ribuan tahun, jauh sebelum Islam mulai berkembang pada abad ke-7. Namun, justru dengan cara inilah peradaban Islam mengalami pencapaian yang gemilang di berbagai bidang termasuk filsafat, sains, teknologi, arsitektur, seni, dan lain-lain.
  3. Peradaban Islam sangat memegang teguh sikap pluralistik dan toleransi antar umat beragama. Pengalaman ketika Islam memerintah di Spanyol merupakan contoh kongkrit bagaiamana Islam menghormati pluralitas sehingga hidup berdampingan dan saling toleran dengan pemeluk agama lain selama kurang lebih 700 tahun. Sikap dan prinsip ini diakui dan dipuji oleh Bertrand Russel, seorang sejarawan atheis-sekularis militan, dan menilainya sebagai keunggulan peradaban Islam sehingga dapat menguasai belahan luas dunia dalam waktu yang cukup lama.[12]









8
KESIMPULAN
Agama merupakan sumber sistem nilai dan merupakan petunjuk, pedoman, dan pendorong atau motivasi bagi manusia untuk memecahkan segala bentuk permasalahan dalam setiap aspek kehidupan, dalam kata lain agama menjadi solusi dalam setiap permasalahan manusia sehingga agama dapat terbentuk ke dalam setiap pola hidup, tujuan hidup, dan perilaku atau tingkah laku manusia yang dilakukan manusia karena menginginkan serta mengharapkan keridhaan dari Tuhan yang diyakini dapat memberikan kesejahteraan dan kebahagiaan yang diharapkan. Segala bentuk peradaban manusia umumnya lahir dan berkembang di tengah masyarakat perkotaan. Sebagaimana ditegaskan oleh Ibn Khouldun dalam karya monumentalnya berjudul al-Muqaddimah bahwa suatu peradaban terbangun dari berbagai kreasi, olah pikir, tradisi, hukum, politik, kegiatan ekonomi, gaya hidup, ilmu pengetahuan, seni dan interaksi sosial yang terjadi dalam masyarakat perkotaan dalam memenuhi kebutuhan hidup mereka dan mencapai cita-cita sosial mereka.

















9
DAFTAR PUSTAKA         
 Ali, H. Mohammad Daud. 2004 Pendidikan Agama Islam, Cet. 5, Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Ahmad, Khurshid, dkk. 1989. Prinsip-prinsip Pokok Islam. terjemahan A. Nashir Budiman dan Mujibah Utami dari judul asli The Islamic Pondation. Jakarta: Rajawali.
Muhammad, dan Rois Mahfud. 2008. Al-Islam: Pendidikan Agama Islam (PAI) untuk Perguruan Tinggi Umum, Malang: Setara Press.

Muhaimin. 2007. Kawasan dan Wawasan Studi Islam. Cet. 2, Jakarta: Kencana.

Nata,Abuddin. 2008. Metodologi Studi Islam. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
al-Sharqawi, Effat. 1986. Filsafat Kebudayaan Islam. Bandung: Penerbit Pustaka.

Adib,Khoirul. 2010. Kebudayaan Islam dan Perkembangannya. dalam Tim Dosen PAI Universitas Negeri Malang. Aktualisasi Pendidikan Islam: Respons terhadap Problematika Kontemporer. Surabaya: Hilal Pustaka.

Thohir,Ajid. 2004. Perkembangan Peradaban di Kawasan Dunia Islam. Jakarta: Grafindo Persada.

Al-Faruqi,Ismail Raji. 2001. Atlas Budaya Islam: Menjelajah Khasanah Peradaban Gemilang. Bandung: Mizan.

Wahid,Abdurrahman. 2007.Universalisme Islam dan Kosmopolitanisme Peradaban islam dalam   Nurcholis Madjid. Islam Universal. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Madjid, Nurcholis. 2000. Islam: Doktrin dan Peradaban.  Jakarta: Paramadina.


[1] H. Mohammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, Cet. 5, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2004, h. 49.
[2] Khurshid Ahmad, dkk, Prinsip-prinsip Pokok Islam, terjemahan A. Nashir Budiman dan Mujibah Utami dari judul asli The Islamic Pondation, Jakarta: Rajawali, 1989, h. 16.
[3] Muhammad, dan Rois Mahfud, Al-Islam: Pendidikan Agama Islam (PAI) untuk Perguruan Tinggi Umum, Malang: Setara Press, 2008, h. 4.
[4] Muhaimin, Kawasan dan Wawasan Studi Islam, Cet. 2, Jakarta: Kencana, 2007, h. 70-75.
[5] Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2008,  h. 63-64.
[6] H. Endang Saifuddin Anshari, Kuliah al-Islam: Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi, Cet. 3, Jakarta: Rajawali, 1992, h. 72.
[7] Effat al-Sharqawi, Filsafat Kebudayaan Islam, Bandung: Penerbit Pustaka, 1986, H. 5.
[8] Khoirul Adib, Kebudayaan Islam dan Perkembangannya, dalam Tim Dosen PAI Universitas Negeri Malang, Aktualisasi Pendidikan Islam: Respons terhadap Problematika Kontemporer, Surabaya: Hilal Pustaka, 2010,  H.192.
[9] Ajid Thohir, Perkembangan Peradaban di Kawasan Dunia Islam, Jakarta: Grafindo Persada,2004, 18-20.
[10] Ismail Raji al-Faruqi, Atlas Budaya Islam: Menjelajah Khasanah Peradaban Gemilang, Bandung: Mizan, 2001, 57.
[11] Abdurrahman Wahid, Universalisme Islam dan Kosmopolitanisme Peradaban islam dalam Nurcholis Madjid, Islam Universal, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007,  2-7.
[12]   Madjid, Nurcholis, Islam: Doktrin dan Peradaban,  (Jakarta: Paramadina,2000), 34-35.

hukum jaminan : KEPASTIAN HUKUM GADAI TANAH PERTANIAN MASYARAKAT DESA

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang dilalui oleh garis khatulistiwa, i...